Pyzam Blogger Templates , Twitter Backgrounds And Vish Cyber Blog

Minggu, 27 Januari 2013

Vaccine Carrier Box

 
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah berbagai penyakit, terutama di kalangan balita adalah dengan melakukan vaksinasi/imunisasi. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan kemudian mencanangkan sebuah program Indonesia Bebas Polio.
Program ini menjangkau seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali sampai wilayah pelosok-pelosok di Tanah Air. Untuk dapat menjangkau daerah pelosok, kadang membutuhkan waktu tempuh hingga berjam-jam. Proses penyimpanan vaksin sendiri membutuhkan temperatur antara 2 - 8oC. Untuk memenuhi kondisi tersebut, para dokter Puskesmas biasanya menyimpan vaksin dalam sebuah termos es yang kemudian dibawa ke daerah pelosok. Padahal, es akan mencair jika waktu tempuh ke tempat tujuan memakan waktu yang cukup lama, yang otomatis kisaran suhu tersebut menjadi riskan terpenuhi. Temperatur yang tidak sesuai bisa dipastikan dapat merusak kualitas vaksin.
Melihat kondisi tersebut, Prof. Dr.-Ing. Ir. Nandy Putra, Peneliti dan Dosen Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia berhasil merancang sebuah alat pendingin untuk menyimpan vaksin yang mampu menjaga kualitas vaksin tanpa terkendala waktu tempuh perjalanan. Alat tersebut adalah Vaccine Carrier Box yang sistem pendinginnya dikembangkan berbasis termoelektrik.
Vaccine Carrier Box merupakan ide baru yang didapatkan dari melihat berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan pengembangan dan berbagai inovasi, kini alat yang dibuat tahun 2007 itu sudah dapat digunakan sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Bahkan alat yang telah diaplikasikan di beberapa Puskesmas itu sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak paten.
Prof. Nandy mengikutsertakan beberapa mahasiswanya sebagai satu tim untuk membantu dalam proses pengembangan Vaccine Carrier Box. Selain itu, mahasiswa tersebut juga dapat menggunakan hasil penelitiannya sehingga bisa digunakan sebagai bahan skripsi. Tim ini meneliti tiap-tiap bagian pada alat tersebut sehingga terciptalah suatu alat yang compact. Alat ini sangat mudah dibawa ke mana-mana karena ukurannya yang tidak terlalu besar, bahkan bisa dimasukkan ke dalam tas ransel.

 
Vaccine Carrier Box menggunakan accu (aki) sebagai penghasil listriknya. Hal ini mempertimbangkan sulitnya listrik di daerah pelosok/pedalaman. Untuk mengoperasikannya sangatlah mudah. Vaksin hanya perlu dimasukkan ke dalam tempat yang tersedia kemudian temperatur yang diinginkan diatur dengan hanya menekan tombol.
Biasanya, untuk vaksin polio temperaturnya kurang lebih pada kisaran 4oC. Jika temperaturnya sudah mencapai 4oC, maka mesin akan mati secara otomatis. Karena jika mesinnya tidak mati, maka temperatur akan terus turun sehingga akan membekukan vaksin. Sebaliknya, ketika suhu di dalam ruangan tempat diletakkannya vaksin mulai meningkat, maka mesin secara otomatis menyala untuk menurunkan suhu. Matinya mesin secara otomatis tersebut juga akan menghemat energi.

Foto : ET/Dok Universitas Indonesia
Penulis : Indah Sari Dewi 
sumber : http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/karya-teknologi-bangsa/39-vaccine-carrier-box.html

0 komentar:

Matrix Penutup

Terima Kasih Atas Kunjungannya..!!

Pesan Animasi