Pyzam Blogger Templates , Twitter Backgrounds And Vish Cyber Blog

Minggu, 27 Januari 2013

Alat Pemadam Api Berbasis Sistem Kabut Air

Akhir-akhir ini banyak terjadi peristiwa kebakaran khususnya di kawasan perumahan padat penduduk. Seringkali peristiwa kebakaran tersebut terjadi di kawasan perkampungan yang sulit dilalui oleh mobil pemadam kebakaran, atau kendala lainnya adalah lokasi kebakaran yang jauh dari sumber air.

Maka sangat penting untuk memikirkan upaya pencegahan dan mengembangkan alat pemadam kebakaran yang dapat menjangkau daerah-daerah perkampungan tersebut. Menyadari betapa pentingnya faktor keselamatan terutama pada bencana kebakaran, maka Prof. Ir. Yulianto Sulistyo Nugroho, M.Sc., Ph.D dari Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia, berupaya mengembangkan suatu alat yang dapat digunakan oleh masyarakat dan dapat menjangkau lokasi kebakaran yang sulit dilalui oleh pemadan kebakaran.
Beberapa alat pemadam api yang sedang dikembangkan oleh Prof. Yulianto di antaranya adalah :
1.  Alat Pemadam Api Beroda
Alat ini ia kembangkan bersama dengan Ir. Warjito, M.Sc. Ph.D dari Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik UI. Alat ini merupakan alat pemadam kebakaran beroda yang dapat didorong masuk ke dalam perkampungan penduduk yang mempunyai jalan sempit. Alat ini tidak membutuhkan banyak air, sehingga sumber airnya bisa didapat dari mana saja yang ada di lokasi kebakaran. Namun alat ini masih dalam tahap pengujian untuk melihat efektivitasnya. Apriyos dan David Sidebang adalah tim mahasiswa terus bekerja mulai tahapan desain, manufaktur, hingga pengambilan data pengujian kinerja peralatan.
2.  Alat Pemadam Api untuk Proteksi Dapur Rumah Tangga Berbasis Sistem Kabut Air
Alat ini ia kembangkan bersama Dr. Ir. R. Danardono Agus Sumarsono, DEA. PE dari Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik UI. Topik riset di bidang water mist syste telah dapat meluluskan Sarjana Teknik sejak tahun 2007. Bersama Dr. Danardono, arah riset alat ini lebih ditujukan untuk kebakaran dapur, karena hampir seluruh dapur di rumah tangga di Indonesia tidak dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran. Padahal seharusnya alat pemadam kebakaran sangat penting tersedia di setiap rumah, ungkapnya.
Prof. Yulianto mengatakan bahwa ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memadamkan api. Di antaranya bisa menggunakan air, bahan kimia, atau dengan cara mengurangi persediaan bahan bakarnya. Api bisa terbentuk jika ada beberapa faktor yang mendukungnya (segiempat api) yaitu bahan bakar, udara, kalor, dan reaksi berantai. Oleh karena itu, untuk memadamkan api, ada 4 prinsip yang dapat dilakukan :
1.   Memindahkan bahan bakarnya dari sumber api
2.   Pendinginan
3.   Memutus suplai oksigen
4.   Memasukkan senyawa kimia kedalam api sehingga pembentukkan bahan-bahan yang terbakar bisa dihentikan. Dengan kata lain, memutus rantai reaksinya
Prof. Yulianto mengatakan, salah satu isu yang paling penting dalam kebakaran adalah sumber air yang kadang sulit diperoleh. Maka upaya untuk mengurangi jumlah air yang dibutuhkan adalah dengan cara membuat air menjadi kabut. Tapi permasalahannya adalah ketika air berbentuk kabut, jarak pancarannya menjadi lebih pendek, dan kabut air tersebut akan cepat menguap sebelum sampai ke sumber api.
Dalam hal untuk alat pemadam api berbasis sistem kabut air, ia memanfaatkan air dengan cara membuat air tersebut menjadi sangat halus. Karena dengan semakin halusnya butiran air, maka akan meningkatkan luas permukaan air. Jika luas permukaan air meningkat, maka air akan sulit melakukan penetrasi ke dalam permukaan yang terbakar. Sehingga dengan kata lain, kabut air akan mengambil kalor pembakaran tanpa membasahi material yang terbakar. Api dapat padam dan resiko letupan dapat dikurangi. Oleh karena itulah, sistem kabut air ini lebih unggul daripada menggunakan air biasa. Sistem kabut air tidak membutuhkan bahan kimia tambahan. Namun karena sistem kabut air ini membutuhkan tekanan yang besar untuk menghasilkan kabut air, sehingga menyebabkan tangkinya menjadi lebih berat.
Menurut Prof. Yulianto, masih banyak pertimbangan teknis dalam pengembangan alat ini. Karena alat ini hanya cocok untuk ukuran yang relatif tidak terlalu besar, atau tergantung konfigurasinya. “Saya beserta Ir. Warjito, M.Sc. Ph.D sedang mengembangkan alat ini dan berusaha mengurangi berat alat ini”, kata Prof. Yulianto. Beratnya tangki dikarenakan untuk menjadi kabut air, air ditekan dengan tekanan tinggi. Tekanan ini berasal dari nitrogen bertekanan tinggi yang disimpan di dalam tabung. Karena tekanannya sangat tinggi, maka tabung harus tebal, hal inilah yang membuat tabung menjadi berat. Rekayasa material menjadi kunci dari pengembangan alat ini agar lebih ringan.
Foto : ET
Penulis : Indah Sari Dewi 
sumber : http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/karya-teknologi-bangsa/40-alat-pemadam-api-berbasis-sistem-kabut-air-.html

0 komentar:

Matrix Penutup

Terima Kasih Atas Kunjungannya..!!

Pesan Animasi