Sedikitnya ada delapan kawasan "seismik gap" (celah seismik) di
Indonesia yang saat ini berpotensi mengalami gempa besar dan berpotensi
tsunami. "Delapan celah seismik yang berpotensi tsunami itu terbentang
Pulau Sumatera, Jawa, hingga pulau-pulau di sekitar Nusa Tenggara
Timur," terang Direktur Pesisir dan Kelautan KKP Soebandono Diposaptono,
Ahad (15/1)
Ia menjelaskan, celah seismik pertama berada di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Celah
sisimik di wilayah ini menurut analisa Soebandono, terpicu oleh gempa
bumi berkekuatan 9,1 skala richter (SR) yang menyebabkan tsunami di Aceh
pada tahun 2004 dan gempa Bengkulu tahun 2007.
Sedangkan celah kedua terbentang mulai Lampung sampai sekitar Pantai Pangandaran, Jawa Barat (Jabar).
"Kabupaten
Pacitan masuk di celah ketiga, sejajar dengan Cilacap, Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Trenggalek. Celah tersebut merupakan berada di antara
peristiwa tsunami Jatim tahun 1994 dan tsunami Jabar tahun 2006,"
paparnya.
Ke arah timur, celah seismik berada di sekitar Provinsi Bali dan
muncul karena gempa di Banyuwangi pada 1994 silam dan Sumbawa Timur
tahun 1977. Celah tersebut menurut Soebandono, memanjang sampai ke
Samudera Pasifik.
"Kemudian di Selat Ambon, yang Halmahera itu. Tapi
jangan lupa juga yang di utara Flores. 'Flores Back Arch' yang
menimbulkan tsunami Flores tahun 1992," imbuhnya.
Berdasarkan catatan KKP, sejak tahun 1600 hingga saat ini telah
terjadi 110 kali tsunami di berbagai kawasan pesisir yang berada di
jalur pertemuan lempeng, yakni lempeng Eurasia - Indo Australia serta
lempeng Eurasia - Pasifik. "Yang harus dicatat, frekwensi tsunami sejak
kurun tahun 1960 hingga sekarang justru meningkat. Total sudah terjadi
23 kali tsunami pada kurun 50 tahun terakhir," katanya.
Senin, 16 Januari 2012
Ada Delapan Celah Seismik Rawan Tsunami
Diposting oleh Firrizqi Pratama pukul 14.00.00
Label: Info Menarik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar